Entri Populer

Minggu, 05 Desember 2010

Cerita Bermula dari Merapi

Persiapan Menghadapi Erupsi Lokasi di Jrakah Magelang
Padahal, sudah lama kami mengidam-idamkan pendakian ke puncak Merapi.

وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (QS an Nahl:15)
 
Masya Allah, Merapi gunung yang berketinggian 2.968 m (9.737 kaki) meletus lagi menyemburkan asap panasnya yang biasa disebut wedhus gembel. Segera saja korban pun berjatuhan dan warga yang biasa tinggal di lerengnya berhamburan mengungsi. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Padahal, sudah lama kami mengidam-idamkan pendakian ke puncak Merapi. Sekarang menikmati puncaknya pun susah, karena selalu diselubungi asap. Dengan sepeda motor, Ahad 24/10, kami memulai perjalanan dari Magelang. Dari Blabak kami ke Sawangan, terus ke Selo. Selo sering dijuluki Swiss van Java. Karena kalau Merapi meletus dan menyemburkan abu, maka wilayah ini akan tampak seperti Pegunungan Alpen yang tertutup salju. Indah bukan?

Selo, ini adalah jalur pendakian yang paling umum. Selo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata lima jam hingga ke puncak.

Subhanallah, senangnya diapit dua gunung.  Tapi, kami juga deg-degan karena sepanjang jalan sering kami temui papan-papan penunjuk arah evakuasi. Artinya, keadaan bisa berubah dengan cepat. Tingkat status memang ada empat, dari Normal, Waspada, Siaga dan Awas. Maka kami pun tak boleh lengah. Berdoa dan terus siaga. 

Untuk mencapai Merapi sebenarnya ada Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Merapi berada di koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT. Lokasinya terletak di Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta).

Tapi kami hanya sampai di ujung aspal Dukuh Pedut, Cepogo Boyolali. Ustadz Solihin yang kami temui melarang kami untuk meneruskan perjalanan, karena situasinya tidak mengizinkan. Saat itu status Merapi sedang Siaga. Ustadz Solihin ternyata benar, karena beberapa hari kemudian status Merapi dinaikkan menjadi Awas.

Ustadz Solihin Beliau Kiai di Pondok Pesantren al Hikmah Pedut. Dari arah timur laut, Pedut adalah desa terakhir yang berbatasan dengan puncak Merapi. Menurut ustadz Solihin dia sangat senang tinggal dekat Merapi. Karena bisa berdakwah memberantas kemusyrikan. Dia jarang turun, ”Kalau saya turun, siapa yang mengumandangkan azan,” katanya.    

Syamil yang penasaran, mencoba ke tempat yang lebih tinggi. Teropongnya hanya bisa memadang awan putih. Hari sudah sore. Alam harus disikapi dengan bijak, tak baik memaksa kehendak. Bisa fatal akibatnya. Dengan dikuntit kabut yang mulai menebal. Sore itu, kami pun balik ke Magelang.

Merapi terus menyemburkan asap panasnya. Pengungsi pun terus bertambah. Menurut Pak Tarmin (35) ayah seorang anak ini, sejak Merapi menyemburkan asap dia terpaksa harus berpisah dengan anak dan istrinya. Istri dan anaknya mengungsi ke Posko Taman Agung Muntilan. Sedang Pak Tarmin menunggu rumahnya di Desa Salam Sari, Srumbung, Magelang. Dia ditemui di rumahnya, Ahad (31/10) yang merupakan desa terakhir. Sekarang desa yang terletak 10 km dari puncak Merapi itu sudah ditutup. Ada portal yang membatasi.

Pak Tarmin hanya petani serabutan. Saat itu Sabtu (30/10) antara Maghrib dan Isya, dia tengah memperbaiki sepeda motornya, ketika mendadak terdengar bunyi sirine peringatan. Pak Tarmin segera bergegas menyelamatkan diri dan anak-istrinya turun mengungsi. Hanya membawa pakaian seadanya. Awan panas menyelimuti Salam Sari. Sejak itu ekonomi lumpuh total, dia tidak tahu harus bagaimana. Kabarnya dia harus mengungsi minimal sebulan. ”Kami berharap pemerintah menjaga keamanan daerah ini dan segera memulihkan perekonomian,” harapnya.        

Di sepanjang jalan menuju Kaliurang kami juga menemui Tarmin-Tarmin yang lain. Mbah Maridjan meninggal. Cerita duka terus berlanjut. ”Bi, gimana kabar ustadz Solihin?” begitu bunyi SMS Emil ketika kaki ini sudah menjejak Jakarta. 

Info
Emil itu nama panggilannya, lengkapnya Syaamil Muhammad Salim (10 th). ”Bi kenapa ya gunung itu meletus mengeluarkan Wedhus Gembel? Padahal, katanya Allah Maha Pengasih dan Penyayang? Coba yang dikeluarkan permen, bukan lahar panas”.

Biasanya setelah gunung meletus itu, akan timbul kehidupan baru. Tanah menjadi subur. Di sekitar Merapi banyak sekali orang mencari nafkah dari pasirnya. Tentu eksploitasi berlebihan akan mempengaruhi keseimbangan alam dan merugikan kita semua.
Ternyata kita ini hidup di atas api, di dalam perut bumi ada panas yang terus bergolak. Ibarat memasak air, maka uap panas itu mencari jalan keluar. Nah saluran keluarnya itu melalui gunung. Bayangkan kalau tidak ada saluran keluar? Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam membuat stabil kerak bumi. Gunung mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman:
وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)
Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Equipment
Winwin nama lengkapnya Ihsania Luthfia (11 th). Sebenarnya kalau kamu ingin mengintip Merapi, banyak gardu pandang yang didirikan di sekitar Merapi, lho. Gardu didirikan baik oleh masyarakat untuk kepentingan keamanan maupun oleh swasta untuk wisata. Ketep Pass atau bukit ketep, terletak pada ketinggian 1200 dpl. Luas area sekitar 8000 meter persegi, berjarak sekitar 17 km dari desa Blabak ke arah timur, 30 Km dari kota Magelang dan 35 Km dari kota Boyolali. Dari kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 Km, dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Ketika diresmikan oleh Presiden RI Megawati pada 17 Oktober 2002 baru dibangun dua gardu pandang dan pelataran. Dengan keunggulan panorama yang atraktif Gunung Merapi-Merbabu , hamparan teras-teras tanah pertanian serta kesejukan udara. Ketep Pass Makin Ramai dipadati Pengunjung, lebih-lebih akhir pekan dan hari libur. (Eman Mulyatman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar